Search This Blog

Ih, Foto Bajak Laut?

http://wedeh.files.wordpress.com/2010/03/scaptainb.jpgSalah satu fitur dakwah kita adalah jejaring sosial. Maka optimalkanlah akun-akun kita untuk dakwah. Ada beberapa tips yang boleh dipertimbangkan. Yang pertama mau saya tulis di sini adalah masalah kejelasan identitas.

Qiraat al-Qur'an itu harus jelas riwayatnya. Dan matan hadits itu harus jelas sanadnya sebagai pertanggungjawaban atas kesahihannya.

Demikian juga dengan dakwah, identitas penyeru dakwah pun harus jelas. Maka siapa diri kita, dari mana, kuliah di mana, aktif di mana, dan disiplin ilmu yang ditekuni, seharusnya dapat dengan mudah ditampilkan kepada pembaca.

Bahkan seperti apa wajah kita, sudah ada fasilitasnya di berbagai jejaring sosial. Maka gunakan pas foto yang jelas-jelas menunjukkan jati diri kita.

Jangan pasang foto si mbah buyut kita, apalagi foto tokoh-tokoh lainnya, yang bukan foto kita sendiri. Walaupun mungkin kita mengagumi mereka, tetapi tempatnya bukan di situ. 

Juga jangan pasang foto bersama, mentang-mentang kita membanggakan pose itu dengan tokoh yang kita cintai. Mentang-mentang punya foto bareng Qordowi, Jokowi, atau jagoan silat betawi, lantas kita pasang seenaknya. Masukkan saja foto bersama itu di bagian album, jangan pada bagian jati diri.

Saya paling kesel kalau ada orang pasang gambar kucing, atau binatang peliharaan lainnya. Kok wajah manusia yang Allah ciptakan dengan sebaik-baik penciptaan itu disamakan dengan kucing? Turun derajat lah namanya.

Ada juga yang fotonya bergambar bunga (maksudnya pot bunga). Saya rada heran ini, maksudnya apa? Mau jualan bunga, atau nawarin potnya? Hehe.

Lebih parah lagi kalau ada orang menyapa, tapi saya dilarang mengenali jati dirinya. Sudah namanya samaran, eh foto-fotonya cuma koleksi baju-baju doang. Maksudnya saya disuruh memilih-milih baju koleksinya, apa gimana?

Maka buatlah identitas diri yang jelas, tidak apa-apa menampilkan pas foto, asal niatnya tidak pamer, riya', apalagi ujub. Dan kalau ingin dakwahnya dihormati, fotonya harus yang layak.

Wanita boleh saja pasang foto, untuk sekedar dikenali. Tetapi kalau mau dakwah, fotonya harus yang berwibawa. Jangan foto lagi loncat-loncat atau balap karung yang dipasang.

Kalau laki-laki, berpenampilan pakai peci itu bagus. Apalagi pakai baju muslim. Semua memudahkan orang untuk langsung mengenali dan mengidentifikasi.

Masak sih ustaz tetapi penampilannya pakai jeans belel, mana pakai penutup mata sebelah, kaos belang-belakang, ikat kepala dan kumis melintang. Ini foto ustaz apa bajak laut?
Previous
Next Post »

Berkomentarlah dengan sopan. ConversionConversion EmoticonEmoticon