Kota yang satu ini berada di Jawa Tengah sebelah pesisir utara atau yang
kita kenal Pantura., berdampingan dengan Banyumas, Cilacap, Brebes, dan
Banjarnegara . tegal memang selalu diasosiasikan dengan warteg, kenapa? Karena makanan warteg memang terkenal murah
meriah lagi menjamur seantero ibukota.
Namun tidak banyak yang ‘ngeh bahwa kota ini merupakan kota para pejuang kemerdekaan. Lantaran sebenarnya di kota ini merupakan kota lahirnya para jenderal-jenderal besar. Jenderal Sudirman, Gatot Soebroto yang menjadi nama jalan besar di Jakarta merupakan jenderal kelahiran Tegal. Ada pula Jenderal Susilo Sudirman, Surono. Supardjo Rustam hanyalah sedikit dari puluhan jenderal yang lahir dari bumi wong inyong ini.
Lantas siapa tak kenal dengan Jenderal masa kini, Panglima TNI Jenderal
Gatot Nurmantyo yang tengah hangat-hangatnya diperbincangkan? Ia lahir di
Tegal, dari garis ibunya ia diwariskan dengan sifat blakasuta (baca:
blokosuto).
Salah satu sifat orang Banyumas maupun Tegal adalah blakasuta. Blakasuta
adalah sikap berterus terang, mengungkap apa adanya, meski mungkin menyakitkan
bagi lawan bicaranya atau pihak lainnya. Sifat ini memang bertolak belakang
dengan sifat orang Jawa pada umumnya yang lebih suka menggunakan eufimisme,
bahkan seringkali menyembunyikan maksud sebenarnya, karena diungkapkan dalam
bentuk sindiran. Menyembunyikan sesuatu demi menjaga perasaan orang lain, masih
dianggap munafik –bentuk kepura-puraan-, yang bertolak belakang dari sifat
blakasuta.
Dari sini kita bisa memahami mengapa Jenderal Gatot sering berbicara apa
adanya. Maka ketika isu pencopotan dirinya dari pucuk tertinggi di TNI, ia
lantas langsung menanyakan kepada presiden. Dan presiden menjamin tidak
mencopotnya, merasa di atas angin lalu ia dengan jumawa mengatakan di depan
awak media bahwa hubungan dirinya dan presiden tidak ada jarak. Hanya presiden
yang bisa memerintah dan menegur dirinya.
Hal ini membuat jenderal-jenderal senior di istana meradang. Bisa dipahami
jika kemudian muncul kusak-kusuk untuk menjauhkan Gatot dari presiden. Ketika tahu hal itu, bukannya mengubah sikap,
Gatot justru semakin menjadi-jadi. Gatot beberapa kali menyerang Menteri
Pertahanan Jenderal (Purn.) Ryamizard Ryacudu dengan bahasa vulgar. Ia juga
terang-terangan beda pendapat denga Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut
Binsar Panjaitan dan Jenderal Tito Karnavian dalam menyikapi isu kudeta.
Pada institusinya sendiri, ia berani mengungkap korupsi pembelian
pesawat helikopter. Dan yang terakhir, Gatot berani mengungkap institusi selain
TNI yang berani membeli 5000 unit senjata semi militer, bahkan dengan kata
menyerbu kepolisian. Benar-benar Jenderal Blakasuta!
Muhammad sedari kecil dijuluki al-amin artinya orang yang benar/jujur. Sifat
ini tidak berbeda jauh dengan sifat blakasuta. Muhammad SAW sering
berterus terang menceritakan suatu hal
apa adanya. Mengatakan yang benar memang benar, mengatakan yang salah memang
itu salah. Maka tak heran beliau pernah bersabda “Qul al-haqqa, wa lau kaana
murran”, katakanlah kebenaran meskipun pahit adanya. Ya memang begitulah yang
dicontohkan beliau bahwa jangan pernah ragu untuk mengatakan kebenaran, meskipun
itu pahit atau bahkan akan membuat kita dimusuhi orang lain, sebab Allah
bersama dengan orang-orang yang benar.
Tak heran ketika Nabi SAW, lewat di hadapan sekelompok nenek-nenek yang
sedang mengerumpi lalu ia berkata seperti ini, “Nek, tahu ga? Kalau nenek-nenek
itu tidak masuk surga?”. Mendengar apa yang dikatakan Rasul yang mulia itu,
para nenek-nenek lantas tertegun tunduk lesu. Kemudian Nabi SAW melanjutkan
perkataannya sambil tersenyum dan
kelihatan gigi putihnya berseri-seri, “Nek, di surga memang tidak ada
nenek-nenek, sebab di surga itu tempat yang mulia di mana semua orang akan
dijadikan pada usia yang muda-muda, ganteng dan cantik jelita”.
Berkomentarlah dengan sopan. ConversionConversion EmoticonEmoticon